DAPAT UANG MELALUI INTERNET

Selasa, 02 Juli 2013

APA SIH PAHALA ITU?


          
Assalamu’alaikum Wr. Wb.

                      Ketika kita beribadah maka salah satu tujuannya adalah meraih pahala. Kata pahala sepertinya sudah menjadi sebuah rahasia umum dan seringkali kita dengar mulai sejak kecil hingga tua, saat hadir di majelis taklim maupun di pelajaran agama sekolah. Kebanyakan dari kita juga memahami bahwa pahala menjadi salah satu tolok ukur diri kita apakah masuk atau tidaknya di surga kelak.

                      Namun anehnya kalau kita ditanya apakah pahala itu? Rata-rata dari kita mengalami kebingungan. Pertanyaannya adalah apakah pahala itu mempunyai satuan (berat, liter, dll) layaknya sebuah barang/benda sehingga dapat dijadikan sebagai pembanding dengan dosa sewaktu di akhirat nanti saat dihisab sekaligus menjadi dasar bahwa berat mana antara pahala dan dosa? Sepertinya pemakaian satuan tertentu kok rancu. Masak sih maksud dari yaumil hisab (hari perhitungan) antara dosa dan pahala ditimbang di neraca seperti yang kita pahami layaknya timbangan saat hidup di dunia ini? Mungkin pemikiran ini terjadi (bahkan sudah menjurus ke doktrin) karena rata-rata dari kita tidak paham Al-Qur’an atau jangan-jangan kita memang malas membuka Al-Qur’an dan men-tafakuri-nya. Katanya beriman kepada kitab, lha kok gak pernah membuka kitab. Apa jadinya kita hidup di dunia ini tanpa mempelajari dan memahami isi kandungan Al-Qur’an sebagai pedoman dan petunjuk hidup, pastilah pemahaman ber-agama kita banyak yang salah kaprah. Kalau ini yang terjadi, maka jalan salahkan Allah SWT dong kalau dalam menjalani hidup ini seringkali kita tergagap-gagap (sedih, berduka cita, galau, gelisah, dll) setiap kali menghadapi masalah, musibah dan cobaan hidup.

                      Pertanyaan lainnya adalah kalau memang ibadah kita diterima Allah SWT dan mendapat pahala, apa sih tanda dan buktinya? Disini pula kita mengalami kebingungan untuk menjawabnya. Maka tidaklah mengherankan ketika kita ditanya mengenai hal ini, kita sering mengeles dengan mengatakan, “masalah pahala saya serahkan kepada Allah SWT”. Memang sih, surga, neraka, pahala, dosa, petunjuk, sesat, adalah hak prerogatif  Allah SWT, namun kok ya kebangetan kita ini. Mengapa? Lha kita menjalankan ibadah tapi anehnya kita tidak tahu apakah ibadah kita diterima atau tidak. Kita tidak tahu tanda dan buktinya. Ujung-ujungnya kita menjalan ibadah sebatas menggugurkan kewajiban sehingga tidak berdosa dan tidak masuk neraka.

                      Rasulullah Muhammad SAW pernah bersabda bahwa dunia adalah ladang akhirat. Artinya, apa yang kita kerjakan di dunia sudah mencerminkan kondisi kita nanti di akhirat kelak. Ibarat seorang petani ketika menaman padi, maka apa yang dikerjakan sudah diketahui hasilnya. Pengolahan tanah yang benar, bibit yang unggul, irigasi yang bagus, pemupukan dan pengobatan yang sesuai aturan, pastilah akan menjadikan tanaman padi tumbuh subur dan hasilnya baik. Hingga nanti sampai waktu yang telah ditentukan, maka si petani akan menikmati hasil panennya.

                      Demikian pula dalam kita beribadah di dunia ini, maka tidak atau diterimanya ibadah kita (ada pahala) seharusnya kita yang menjalankan sudah tahu tanda dan buktinya. Lalu apa tanda dan buktinya bahwa ibadah kita mendapat pahala? Mari kita buka Al-Qur’an supaya tidak salah jalan dan membabi buta (salah kaprah) dalam beragama.

                Tanda dan bukti bahwa ibadah kita mendapat pahala adalah berupa nikmat iman dan nikmat islam (nur iman dan nur islam). Inilah tanda dan bukti seseorang diterima ibadahnya dan mendapatkan nur (cahaya) sehingga dalam hidupnya senantiasa mendapat bimbingan, tuntunan dan petunjuk dari Allah SWT, sebagaimana dijelaskan dalam beberapa ayat berikut ini.

“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata”. (QS. Az-Zumar 39:22).

“Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun” (QS. An-Nur 24:40)

                  Manusia yang telah mendapat nur iman dan islam maka hidupnya tidak akan pernah sedih, berduka cita, galau dan gelisah ketika menghadapi sesuatu yang tidak menyenangkan keinginannya (nafsunya). Manusia jenis ini juga tidak pernah berlebih–lebihan ketika mendapat nikmat. Semua disyukuri dan kesadarannya senantiasa hanya tertuju kepada Allah SWT karena apa-apa yang diterimanya semua berasal dari Allah SWT. Inilah tanda dan bukti bahwa dalam beragama dan menjalankan ibadah kita mendapat pahala berupa nur iman dan nur islam.

“(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (QS. Al-Baqarah 2:112).

             Nur iman dan nur islam yang kita terima di dunia ini adalah sebagai tolok ukur kehidupan kita di akhirat kelak yaitu apakah kita masuk surga atau neraka. Nur (cahaya) inilah sebagai “neraca” di hari perhitungan (yaumil hisab). Keberadaan nur ini akan nampak begitu kita dihidupkan lagi oleh Allah SWT setelah kiamat kubra terjadi.

“pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu. Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (surga); mereka kekal di dalamnya”. (QS. Ali Imran 3:106-107).

                    Lalu bagaimana cara kita meraih nur iman dan nur islam? Jawabannya dapat anda temukan  dengan cara men-download di E-BOOK pertama saya yang berjudul MENELADANI SPIRITUAL RASULULLAH SAW DALAM BERMA'RIFATULLAH (silahkan klik judul di samping yang berwarna merah dan silahkan baca syarat dan ketentuan untuk mendapatkan E-BOOK tersebut). Anda juga dapat mendownload E-BOOK kedua saya yang berjudul MENGAJI AL-QUR'AN KEPADA ALLAH(silahkan klik judul di samping yang berwarna merah dan silahkan baca syarat dan ketentuan untuk mendapatkan E-BOOK tersebut). Semoga bermanfaat di dunia dan akhirat. Amin ya Rabbal’alamiin.

Tetap ISTIQOMAH untuk meraih ridha Allah SWT!!!

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Iwan Fahri Cahyadi
Pondok Ar-Rahman Ar-Rahim
Semarang


2 komentar:

  1. trima kasih atas artikelnya,"mudah 2an manfaat dunia akherat

    BalasHapus
  2. trima kasih artikelnya mudah 2an berkah dunia akhirat

    BalasHapus